Pages

Sep 29, 2012

Siapa Bilang Hari Ini Tanam Sawit Besok Panen Duit???

Siapa Bilang Hari Ini Tanam Sawit Besok Panen Duit???
Fakta puluhan tahun perkebunan sawit di Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang

Puluhan Tahun Silam Banyak perusahan baik dari luar negri atau luar kalimantan yang mengembangkan perkebunan sawt di Kecamatan Nanga Tayap,

Sep 28, 2012

Historikal Gerunggang Enam

Sejarah dan Histori Berdirinya Gerunggang Onam 
( Desa Batumas, Desa Cegolak, Desa Pateh Benteng)

Pada zaman dahulu kala, ada seorang bernama Pateh Nyorak. Ia sebagai orang terpandang dan cakap, diangkat menjadi Domong Puluhan, Lawang Merintah, Ulun Menyiuh. Pekerjaan sehari-harinya juga hidup bercocok tanam atau bertani. Ia tinggal di sebuah kampung bernama Serawak Tuwe, Laman Lambat, Batu Monang yang disebut Desa Batu Mas, Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang sekarang ini.
Pada masa Patih Nyorak sebagai Domong Merintah Ulun Menyiuh, alam di wilayahnya pada masa itu masih subur. De­ngan kata lain lubuk masih banyak ikan, hutan masih banyak binatang (sebagai indikasi daerah subur), setiap tahun berladang dengan tidak begitu luas namun hasilnya sampai seribu kali lipat bahkan lebih dari jumlah benih yang ditabur atau ditugal.
Begitu juga kondisi hutan dan sungainya, dalam waktu yang sama, saat seseorang menanak nasi di rumah, seorang yang lainnya memancing atau berburu, nasinya belum masak, seseorang yang memancing atau berburu tadi sudah datang dan mendapat ikan atau binatang seperti babi hutan atau rusa.
Sayangnya seiring berjalannya waktu, dari tahun ke tahun situasi serta kondisi tersebut tidak bisa bertahan. Kondisi alam berangsur berubah seiring perkembangan jaman. Sungai, lubuk, ikannya sudah mulai berkurang, begitu juga hutan, binatang, babi hutan, rusa dan lainnya sudah mulai langka. Namun seorang Pateh Nyorak melihat, mengalami situasi serta kondisi tersebut, masih merenung karena sudah terbiasa dan dibentuk oleh situasi dan kondisi alam lamanya. Hanya saja ada timbul pemikirannya untuk melaksanakan niat, kaul, dan tapa guna menemukan permasalahan dan jalan pemecahannya.
Pada suatu hari, Patih Nyorak berangkat ke Hulu Sungai Gerunggang, Bukit Sekoron, Riam Tingkong, Belaban Gonting, untuk betapa (bersemedi). Dalam niat, kaul tapanya Patih Nyorak meminta kepada Dewata, supaya berumah dapat harta, berladang dapat padi, berburu dapat binatang, tentunya lebih banyak dari yang biasanya. Namun dalam tidur tapanya, dalam mimpinya dikatakan sebagai berikut, ”Kamu masih bisa berladang dapat padi, berumah dapat harta, berburu dapat binatang, namun satu syarat yang harus kamu penuhi. Sebagai perumpamaan jika kamu mau berladang dapat padi, injaklah ladangmu! Jika tapak kakimu menutupi semua ladangmu, di situlah kamu akan mendapatkan padi untuk kesejahteraan yang jumlahnya lebih dari seribu kali lipat dari jumlah benih yang kamu tanam. Begitu juga di sektor lainnya, seperti berburu, mengumpulkan harta dan lain sebagainya.”
Jika bekas telapak kakimu menutupi seluruh ladangmu, kamu akan mendapatkan hasil yang berlimpah. Kerja keras yang dilambangkan dengan bekas tapak kaki yang menutupi ladang, kebunnya, serta hasil yang berlimpah artinya kesejahteraan.
Jaman sekarang, sejahtera itu berarti hidup rukun di dalam keluarga, antar tetangga. Ada uang untuk membeli sesuatu, sesuai kebutuhan. Saat lapar ada beras untuk dimasak, ada lauk dan sayur-mayur. Punya rumah layak huni (atap tidak bocor saat hujan, tidak berangin/kedinginan, cukup ventilasi dan sirkulasi udara segar). Jika sakit punya uang untuk berobat, biaya naik kendaraan, ada pakaian untuk kerja, ada pakaian untuk undangan/pesta, saat tidur kedinginan ada selimut. Ada waktu libur, rekreasi, refreshing (petani pun perlu jalan-jalan ke kota, ke luar pulau, bahkan keluar negeri).
Itulah sebenarnya makna dari telapak kaki yang dimimpikan oleh Patih Nyorak dan intinya adalah agar kita kerja keras dalam hidup ini.

My Blog List